Human Capital Journal
No. 13 Tahun II ,15 Juli - 15 Agustus 2012.
Drs Eddie Priyono MM
Penasehat Lembaga Pusat Studi dan Komunikasi Pemerintahan ( PUSKOPEM ) , Managing Director PT Victory Group.
Sering seorang karyawan yang sedang mood dalam menjalankan tugasnya mengeluh…..….”koq training lagi..training lagi, mengganggu pencapaian targetku..
”Seorang HR Analist seharusnya sudah bisa memberikan penjelasan secara umum maupun khusus kepada
karyawannya, apakah yang disebut sebagai pelatihan bedanya dengan pengembangan. Andrew E Sikula menyebut pelatihan sebagai “proses pendidikan” jangka pendek, sistimatis, khususnya untuk karyawan low rank d e n g a n tujuan pengenalan kerja sebelum mulai bertugas.
Sedangkan pengembangan adalah “proses pendidikan” jangka panjang dengan prosedur yang sistimatis, terorganisir ,untuk para karyawan yang sudah ada didalam institusi untuk mendapatkan konsep2 yang akan menentukan tercapainya misi institusi.
Didalam perusahaan misalnya,mereka mempercayakan hal ini kepada Management Development Department, yang selalu mengevaluasi semua kepentingan kepentingan perusahaan sejajar dengan talenta-talenta sumber daya manusia, baik yang baru bergabung diperusahaan,maupun talenta orang-orang lama berada di dalam kinerja perusahaan.
Upaya “pembibitan” SDM sampai dengan pengembangan SDM lama akan lebih mengkonkritkan prinsip dasar, bahwa SDM adalah asset yang menentukan dalam pencapaian missi perusahaan.
”Seorang HR Analist seharusnya sudah bisa memberikan penjelasan secara umum maupun khusus kepada
karyawannya, apakah yang disebut sebagai pelatihan bedanya dengan pengembangan. Andrew E Sikula menyebut pelatihan sebagai “proses pendidikan” jangka pendek, sistimatis, khususnya untuk karyawan low rank d e n g a n tujuan pengenalan kerja sebelum mulai bertugas.
Sedangkan pengembangan adalah “proses pendidikan” jangka panjang dengan prosedur yang sistimatis, terorganisir ,untuk para karyawan yang sudah ada didalam institusi untuk mendapatkan konsep2 yang akan menentukan tercapainya misi institusi.
Didalam perusahaan misalnya,mereka mempercayakan hal ini kepada Management Development Department, yang selalu mengevaluasi semua kepentingan kepentingan perusahaan sejajar dengan talenta-talenta sumber daya manusia, baik yang baru bergabung diperusahaan,maupun talenta orang-orang lama berada di dalam kinerja perusahaan.
Upaya “pembibitan” SDM sampai dengan pengembangan SDM lama akan lebih mengkonkritkan prinsip dasar, bahwa SDM adalah asset yang menentukan dalam pencapaian missi perusahaan.
Pelatihan
‘training helps employees do their work better”(John Ivaneevich)
Pelatihan biasanya ditujukan kepada karyawan baru, non manajerial, untuk meningkatkan dan mendapatkan pengetahuan tentang pekerjaannya nanti, sesuai dengan policy procedure didalam perusahaan tersebut.
Karena sifatnya sangat teknis, pengenalan kultur perusahaan dan petunjuk-petunjuk yang ada di dalam perusahaan maka biasanya pelatihan diberikan oleh manajemen, khususnya oleh manajer-manajer departemen terkait dari karyawan baru, dibantu manajer HR yang paham kultur perusahaan serta “aturan main” di dalamnya.
Pelatihan biasanya ditujukan kepada karyawan baru, non manajerial, untuk meningkatkan dan mendapatkan pengetahuan tentang pekerjaannya nanti, sesuai dengan policy procedure didalam perusahaan tersebut.
Karena sifatnya sangat teknis, pengenalan kultur perusahaan dan petunjuk-petunjuk yang ada di dalam perusahaan maka biasanya pelatihan diberikan oleh manajemen, khususnya oleh manajer-manajer departemen terkait dari karyawan baru, dibantu manajer HR yang paham kultur perusahaan serta “aturan main” di dalamnya.
Pengembangan
“Development prepares individuals for the future and it focuses on learning and personal development” (John Ivaneevich)
Manajer yang produktif pasti menyadari bahwa pengembangan sangat diperlukan oleh dirinya terutama untuk mendapatkan gambaran permasalahan baru, prosedur dan peralatan mutakhir untuk jabatan-jabatan baru yang diharapkan kedepannya.
Management Development Department juga harus memikirkan penyusunan program latihan terus menerus, untuk mempersiapkan mutasi, promosi jabatan, penggantian karyawan yang resign dan antisipasi-antisipasi pengembangan perusahaan termasuk pemekaran organisasi.
Banyak perusahaan atau institusi yang merencanakan “program pengembangan” ini dengan menggunakan “jasa konsultan atau trainer yang expert dan komunikatif” untuk membantu mengembangkan potensi SDM nya.
Tentu saja sang konsultan harus dibuatkan briefing singkat tentang isi dan maksud pengembangan, kultur dan aturan main internal dan lain lain, sehingga pada waktu sesi pengembangan, terasa sang konsultan seperti orang internal yang tahu seluk beluk perusahaan, namun tetap independen dan bebas memberikan alternatif-alternatif solusi bagi peserta-peserta program ini.
Tentu ada beberapa kendala yang akan terlihat saat terjadi “kolaborasi” antara trainer independen bersama HR, berhadapan dengan pesertaprogram pengembangan.
Dan disinilah peran pelatihan dan pengembangan.
Sebuah Analisis HR Department dan Management Development Department menjadi moderator yang baik sehingga ilmu sang konsultan bisa diserap lebih dalam oleh peserta, dan menjadi “darah segar” yang masuk ke dalam pemikiran para manajer peserta program.
Anggaran HR maupun MD Department secara terus menerus harus mengevaluasi hasil pelatihan dan pengembangan ini, yang dilihat dari performance karyawan-karyawannya.
Dan hal ini semua menjadi dasar bagi kedua departemen untuk menyusun budget tahun berikutnya yang mencakup : rencana pelatihan/ pengembangan, materi, scope dan peserta, tempat dan yang penting konsultan/trainer yang akan diajak kerjasama dengan sistem schedule waktu yang jelas selama tahun berjalan.
Seandainya analisis dan pengajuan budget tersebut doable, achievable, implementable, dan sesuai dengan budget perusahaan maka dengan mudahnya Board of Directors akan menyetujui anggaran tersebut.
Bukankah missi perusahaan tergantung sangat tinggi dari performance SDM nya?
Sebagai kesimpulan singkat dari pelatihan dan pengembangan adalah :
1. Meningkatkan produktifitas kerja
2. Meningkatkan efisiensi kerja
3. Mengurangi resiko dan problem-problem kerja
(kerusakan mesin, produk dan lain-lain)
4. Mengurangi resiko kecelakaan kerja
5. Meningkatkan moral karyawan
6. Karir yang lebih jelas sesuai performance kerja
7. Meningkatkan leadership
8. Meningkatkan bonus prestasi kerja
9. Meningkatkan servis ke pelanggan
Semua ini kuncinya ada pada HR manajemen yang bekerjasama dengan MD manajemen
dan didukung oleh departemen terkait.
Dan tentu peran Board of Directors untuk memberikan support penuh kepada jajaran pengelola SDM tersebut diatas.
Semoga.
Manajer yang produktif pasti menyadari bahwa pengembangan sangat diperlukan oleh dirinya terutama untuk mendapatkan gambaran permasalahan baru, prosedur dan peralatan mutakhir untuk jabatan-jabatan baru yang diharapkan kedepannya.
Management Development Department juga harus memikirkan penyusunan program latihan terus menerus, untuk mempersiapkan mutasi, promosi jabatan, penggantian karyawan yang resign dan antisipasi-antisipasi pengembangan perusahaan termasuk pemekaran organisasi.
Banyak perusahaan atau institusi yang merencanakan “program pengembangan” ini dengan menggunakan “jasa konsultan atau trainer yang expert dan komunikatif” untuk membantu mengembangkan potensi SDM nya.
Tentu saja sang konsultan harus dibuatkan briefing singkat tentang isi dan maksud pengembangan, kultur dan aturan main internal dan lain lain, sehingga pada waktu sesi pengembangan, terasa sang konsultan seperti orang internal yang tahu seluk beluk perusahaan, namun tetap independen dan bebas memberikan alternatif-alternatif solusi bagi peserta-peserta program ini.
Tentu ada beberapa kendala yang akan terlihat saat terjadi “kolaborasi” antara trainer independen bersama HR, berhadapan dengan pesertaprogram pengembangan.
Dan disinilah peran pelatihan dan pengembangan.
Sebuah Analisis HR Department dan Management Development Department menjadi moderator yang baik sehingga ilmu sang konsultan bisa diserap lebih dalam oleh peserta, dan menjadi “darah segar” yang masuk ke dalam pemikiran para manajer peserta program.
Anggaran HR maupun MD Department secara terus menerus harus mengevaluasi hasil pelatihan dan pengembangan ini, yang dilihat dari performance karyawan-karyawannya.
Dan hal ini semua menjadi dasar bagi kedua departemen untuk menyusun budget tahun berikutnya yang mencakup : rencana pelatihan/ pengembangan, materi, scope dan peserta, tempat dan yang penting konsultan/trainer yang akan diajak kerjasama dengan sistem schedule waktu yang jelas selama tahun berjalan.
Seandainya analisis dan pengajuan budget tersebut doable, achievable, implementable, dan sesuai dengan budget perusahaan maka dengan mudahnya Board of Directors akan menyetujui anggaran tersebut.
Bukankah missi perusahaan tergantung sangat tinggi dari performance SDM nya?
Sebagai kesimpulan singkat dari pelatihan dan pengembangan adalah :
1. Meningkatkan produktifitas kerja
2. Meningkatkan efisiensi kerja
3. Mengurangi resiko dan problem-problem kerja
(kerusakan mesin, produk dan lain-lain)
4. Mengurangi resiko kecelakaan kerja
5. Meningkatkan moral karyawan
6. Karir yang lebih jelas sesuai performance kerja
7. Meningkatkan leadership
8. Meningkatkan bonus prestasi kerja
9. Meningkatkan servis ke pelanggan
Semua ini kuncinya ada pada HR manajemen yang bekerjasama dengan MD manajemen
dan didukung oleh departemen terkait.
Dan tentu peran Board of Directors untuk memberikan support penuh kepada jajaran pengelola SDM tersebut diatas.
Semoga.
Penulis adalah Penasehat Lembaga Pusat Studi dan Komunikasi Pemerintahan (PUSKOPEM), Direktur PT. Victory Jaya Perkasa dan pendiri Yayasan Quantum Galaxi
eddie.priyono@yahoo.com
eddie.priyono@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.