Majalah Human Capital Journal.
Drs Eddie Priyono MM
Advisor Lembaga PUSKOPEM
Managing Director PT Victory Grup.
Dinasti diartikan sebagai sistim “reproduksi kekuasaan” , yang berdasarkan garis darah , kekerabatan ataupun keturunan .
Sudah menjadi rahasia umum , adanya satu dinasti yang terbongkar melakukan praktek korupsi , nepotisme , tindakan negatif lain yang merugikan negara dan kepentingan masyarakat .
Dinasti sepertinya penampakan cermin yang , kotor , tidak beretika dan menodai aturan sosial , termasuk melanggar kaidah agama .
Benarkah ?
Kita harus melihatnya sebagai satu urutan proses , sebab dan akibat .
Mengapa peraturan dan perundang undangan yang ada sekarang ini , seolah menutup mata , dan membiarkan praktek dinasti itu terjadi .
Kita tersadar , dan hanya menggerutu , karena selama ini hanya mengeluh , tetapi tidak ada yang menangkap aspirasi keluhan tersebut .
Biarlah ini menjadi pekerjaan rumah dari para eksekutif , legislatif dan judikatif untuk menata dan mereview kembali bagaimana menghasilkan “good and clean governance” dimasa mendatang .
Pelajaran yang sangat mahal , dan penuh arti dari satu proses demokrasi .
KEPATUTAN DINASTI.
Ada satu cerita yang benar terjadi . 80 tahun yang lalu , seorang pemuda
berusia 15 tahun , yatim piatu , tiada saudara , memutuskan untuk ikut berlayar
salah satu kapal dagang dari daratan
Cina . Dia tidak tahu akan menuju kemana , tekadnya hanya ingin bekerja ,
dimanapun dia berada , mendapatkan
sesuap nasi dan menyambung hidup .
Tanpa pendidikan , pengalaman , tiada orang yang dikenal , apalagi beckingan .
Kapal dagang itu ternyata menuju Nusantara , belum ada Indonesia .
Berlabuh di salah satu pulau , ditimur Sumatra , si pemudapun turun , dan bekerja sebagai buruh pelabuhan , hanya bermodalkan tenaga .
Singkat cerita , dari kehidupan yang sangat rendah ini , dengan semangat belajar berdagang , menabung dan terus berjuang , berkeluarga , dan akhirnya bisa menyekolahkan anak anaknya , bahkan sampai kenegeri seberang , Jerman .
Bisnis terus dijalani , satu demi satu , anaknya membuka bisnis baru , dengan dukungan sang pemuda , yang saat itu telah menjelma menjadi pedagang besar , distributor dari korporasi ternama . Jadilah satu gurita bisnis keluarga , saling mendukung satu sama lain , walaupun bisnis tak sama .
Ada sesuatu yang berbeda disini .
Setiap hari minggu , sang ketua dinasti , selalu mengundang anak cucunya , bersama dalam doa , cinta , dan kasih sayang keluarga , saling bercerita dan mengingatkan satu sama lain , untuk tetap bersatu , dalam semua bisnis yang dikelola dengan kejujuran , bersama tanpa melanggar peraturan , dan berderma untuk mengingatkan masa sulit mereka dulu kala .
Berkumpul dirumah sang founder dinasti adalah ritual keluarga , penting untuk menjaga semua bisnis dengan rukun , cinta dan sayang satu sama lain , menjauhi bisnis yang merugikan negara ataupun masyarakat , sesuai arahan dari sang ketua dinasti .
Tidak mengherankan , pada saat sang founder dinasti ini meninggal dunia , beberapa hari sebelum tahun baru 2014 , deretan bunga berkabung datang dari hampir semua bank besar , perusahaan rekanan , pejabat , baik partner sang founder , maupun rekan dari anak anak yang telah menjelma menjadi pengusaha yang diperhitungkan dinegeri ini .
Suatu paradox kehidupan , dibandingkan masa lalu saat sang founder masih pemuda sederhana .
Dinasti yang PATUT diacungi jempol , bukan dipatut patutkan .
KEPATUTAN dinasti adalah reproduksi kekuasaan melalui hati , penuh kejujuran dan takut melakukan pelanggaran , baik melanggar aturan Pemerintah , masyarakat , apalagi aturan Illahi .
Didalam satu dinasti , berkumpul berbagai jenis korporasi . Didalam korporasi , bekerja para individu ataupun para talents.
Andai dinasti adalah dinasti yang baik , jujur dan tidak menyalahi aturan , maka pemilik , CEO , dan ketua dinasti , telah menunjukkan bukan hanya kemampuan dirinya , tetapi lebih penting lagi adalah mengendalikan para SDM nya .
Artinya , kesuksesan dinasti , adalah juga kesuksesan para karyawan , talents , mengikuti irama yang benar , sesuai arahan pimpinan dinasti .
Tanpa pendidikan , pengalaman , tiada orang yang dikenal , apalagi beckingan .
Kapal dagang itu ternyata menuju Nusantara , belum ada Indonesia .
Berlabuh di salah satu pulau , ditimur Sumatra , si pemudapun turun , dan bekerja sebagai buruh pelabuhan , hanya bermodalkan tenaga .
Singkat cerita , dari kehidupan yang sangat rendah ini , dengan semangat belajar berdagang , menabung dan terus berjuang , berkeluarga , dan akhirnya bisa menyekolahkan anak anaknya , bahkan sampai kenegeri seberang , Jerman .
Bisnis terus dijalani , satu demi satu , anaknya membuka bisnis baru , dengan dukungan sang pemuda , yang saat itu telah menjelma menjadi pedagang besar , distributor dari korporasi ternama . Jadilah satu gurita bisnis keluarga , saling mendukung satu sama lain , walaupun bisnis tak sama .
Ada sesuatu yang berbeda disini .
Setiap hari minggu , sang ketua dinasti , selalu mengundang anak cucunya , bersama dalam doa , cinta , dan kasih sayang keluarga , saling bercerita dan mengingatkan satu sama lain , untuk tetap bersatu , dalam semua bisnis yang dikelola dengan kejujuran , bersama tanpa melanggar peraturan , dan berderma untuk mengingatkan masa sulit mereka dulu kala .
Berkumpul dirumah sang founder dinasti adalah ritual keluarga , penting untuk menjaga semua bisnis dengan rukun , cinta dan sayang satu sama lain , menjauhi bisnis yang merugikan negara ataupun masyarakat , sesuai arahan dari sang ketua dinasti .
Tidak mengherankan , pada saat sang founder dinasti ini meninggal dunia , beberapa hari sebelum tahun baru 2014 , deretan bunga berkabung datang dari hampir semua bank besar , perusahaan rekanan , pejabat , baik partner sang founder , maupun rekan dari anak anak yang telah menjelma menjadi pengusaha yang diperhitungkan dinegeri ini .
Suatu paradox kehidupan , dibandingkan masa lalu saat sang founder masih pemuda sederhana .
Dinasti yang PATUT diacungi jempol , bukan dipatut patutkan .
KEPATUTAN dinasti adalah reproduksi kekuasaan melalui hati , penuh kejujuran dan takut melakukan pelanggaran , baik melanggar aturan Pemerintah , masyarakat , apalagi aturan Illahi .
Didalam satu dinasti , berkumpul berbagai jenis korporasi . Didalam korporasi , bekerja para individu ataupun para talents.
Andai dinasti adalah dinasti yang baik , jujur dan tidak menyalahi aturan , maka pemilik , CEO , dan ketua dinasti , telah menunjukkan bukan hanya kemampuan dirinya , tetapi lebih penting lagi adalah mengendalikan para SDM nya .
Artinya , kesuksesan dinasti , adalah juga kesuksesan para karyawan , talents , mengikuti irama yang benar , sesuai arahan pimpinan dinasti .
KEMBALI ke JATIDIRI.
Satu korporasi berproses melalui banyak aturan
, strategi dan kepentingan , dari waktu ke waktu Yang menjadi persoalan ,
benarkah korporasi tetap dijalur yang benar , jujur , bermanfaat bagi customer
, masyarakat , dan negaranya ?. IQ , EQ dari para talents boleh sehebat apapun
, skill memenuhi standard , namun kembali kepertanyaan yang hakiki , seberapa
tinggi Spiritual ,
Moral dan Etika para talents nya ?.
Korporasi boleh menjadi sangat besar , tetapi akan sangat rapuh tanpa memperhatikan faktor Spiritual . Masing masing talents adalah individu yang memiliki ego masing masing . Ary Ginanjar Agustian , dalam bukunya “ ESQ Emotional Spiritual Quotient” terbitan Juni 2010 hal 310 , menyebutkan antara lain :
Ego cenderung mengambil jalan pintas untuk mencapai keberhasilan , dan menciptakan landasan yang rapuh dan berbahaya dimasa datang . Keberhasilan yang diraih karena ego , akan mengganggu keseimbangan tatanan alam dan tatanan sosial , dan bisa mengarah pada kerusakan” .
Si individu yang berhasil melalui egonya , bisa saja merasa benar , tetapi belum tentu benar untuk orang lain , dan seandainya itu terjadi , maka sudah ada ketidak seimbangan di internal. Dan lambat laun akan membahayakan keutuhan , kekompakan .
Pendalaman tentang kebenaran , kejujuran , menuntun seorang talents hanya akan berbuat yang benar , takut kepada aturan korporasi , hukum negara , dan lebih penting lagi hukum Tuhan , untuk menjauhi dosa .
Tugas CEO adalah memanage korporasi , mengendalikan , mengontrol asset yang berupa mesin dan yang lainnya , dipadukan dengan asset manusia sebagai sumber daya yang menjalankan semua sarana korporasi .
Tetapi apa yang ada didalam pikiran , hati dan kemauan SDM , tidak bisa diprediksi sang CEO . Dan inilah tugas berat seorang CEO , membina, memfasilitasi agar bekerja dengan ‘hati’ , memuaskan customer , tercapainya missi korporasi , dan membahagiakan insan didalamnya , yang telah menjalankan tugas dengan hati bersih , jujur , dalam koridor kebenaran , dan dijalan TUHAN .
Tanpa korupsi , nepotisme , dan hal yang merugikan pihak lain.
Dalam suatu persiapan pendirian korporasi baru , tim konsultan , dewan direksi dan dewan komisaris , memberikan presentasi tentang VISI , MISSI , VALUES , sampai , strategi manajemen kepada owner .
Betapa terkesima anggota Tim ini , saat sang Owner mengajukan usulan penambahan point dalam Visi dan Missi .
Katanya : saya mau ditambahkan didalam alinea terakir visi itu , “kami melakukan kegiatan usaha ini , sebagai bagian dari IBADAH kami ”
Ibadah ?
Setiap aktifitas usaha harus dilaksanakan sebagai bagian dari ibadah , jauh dari dosa , dengan konsekwensi pertanggungan jawab dunia dan akherat .
Menakjubkan !.
Sudah saatnya para pemilik dinasti merevisi dan instropeksi diri mereka , sementara sang pemuda dari daratan Cina telah beristirahat dengan tenang .
Marilah kita jalankan segala aktifitas , dengan keyakinan menjalankan IBADAH , jauh dari dosa , korupsi , hanyalah keyakinan kebenaran dan kejujuran , untuk kemakmuran dan kemaslahatan masyarakat.
Moral dan Etika para talents nya ?.
Korporasi boleh menjadi sangat besar , tetapi akan sangat rapuh tanpa memperhatikan faktor Spiritual . Masing masing talents adalah individu yang memiliki ego masing masing . Ary Ginanjar Agustian , dalam bukunya “ ESQ Emotional Spiritual Quotient” terbitan Juni 2010 hal 310 , menyebutkan antara lain :
Ego cenderung mengambil jalan pintas untuk mencapai keberhasilan , dan menciptakan landasan yang rapuh dan berbahaya dimasa datang . Keberhasilan yang diraih karena ego , akan mengganggu keseimbangan tatanan alam dan tatanan sosial , dan bisa mengarah pada kerusakan” .
Si individu yang berhasil melalui egonya , bisa saja merasa benar , tetapi belum tentu benar untuk orang lain , dan seandainya itu terjadi , maka sudah ada ketidak seimbangan di internal. Dan lambat laun akan membahayakan keutuhan , kekompakan .
Pendalaman tentang kebenaran , kejujuran , menuntun seorang talents hanya akan berbuat yang benar , takut kepada aturan korporasi , hukum negara , dan lebih penting lagi hukum Tuhan , untuk menjauhi dosa .
Tugas CEO adalah memanage korporasi , mengendalikan , mengontrol asset yang berupa mesin dan yang lainnya , dipadukan dengan asset manusia sebagai sumber daya yang menjalankan semua sarana korporasi .
Tetapi apa yang ada didalam pikiran , hati dan kemauan SDM , tidak bisa diprediksi sang CEO . Dan inilah tugas berat seorang CEO , membina, memfasilitasi agar bekerja dengan ‘hati’ , memuaskan customer , tercapainya missi korporasi , dan membahagiakan insan didalamnya , yang telah menjalankan tugas dengan hati bersih , jujur , dalam koridor kebenaran , dan dijalan TUHAN .
Tanpa korupsi , nepotisme , dan hal yang merugikan pihak lain.
Dalam suatu persiapan pendirian korporasi baru , tim konsultan , dewan direksi dan dewan komisaris , memberikan presentasi tentang VISI , MISSI , VALUES , sampai , strategi manajemen kepada owner .
Betapa terkesima anggota Tim ini , saat sang Owner mengajukan usulan penambahan point dalam Visi dan Missi .
Katanya : saya mau ditambahkan didalam alinea terakir visi itu , “kami melakukan kegiatan usaha ini , sebagai bagian dari IBADAH kami ”
Ibadah ?
Setiap aktifitas usaha harus dilaksanakan sebagai bagian dari ibadah , jauh dari dosa , dengan konsekwensi pertanggungan jawab dunia dan akherat .
Menakjubkan !.
Sudah saatnya para pemilik dinasti merevisi dan instropeksi diri mereka , sementara sang pemuda dari daratan Cina telah beristirahat dengan tenang .
Marilah kita jalankan segala aktifitas , dengan keyakinan menjalankan IBADAH , jauh dari dosa , korupsi , hanyalah keyakinan kebenaran dan kejujuran , untuk kemakmuran dan kemaslahatan masyarakat.
1 komentar:
.. tidak semua dinasti itu buruk dan jahat....
.. tapi mbok yang sadar diri...mosok jabatan 'diwariskan', atau direka2 supaya terpilih anak, istri, saudara...
.. kalau jabatan publik kan trlihat lebih menyolok dalam 'meraup' uang rakyat ?..
.. korupsi , nepotisme ,dan kekerabatan dalam posisi pimpinan publik seharusnya diakhiri...
.. hanya UU dan Peraturan2 dari wakil rakyat, yang bisa mengakhiri ini...
.. dan biarkan dinasti hanya terjadi di kerajaan , kekaisaran atau bisnis keluarga...
.. s e m o g a..
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.