Translate

AKU adalah AKU....aku yang dilahirkan dari keluarga sederhana dikota kecil,
AKU adalah AKU....aku yang dipecut sejak kecil untuk menjadi manusia yang berguna dihari tua,
AKU adalah AKU....aku yang melihat segalanya dari kacamata seorang manusia,
terimakasih bapak , maturnuwun ibu , bahkan airmata ku pun tak bisa membalas kebaikan ini,
segala puja doa , hanya bisa kukirim ,  untukmu almarhum bapak ibu,
dan hanya bisa bersyukur kepada MU ya ALLOH , Tuhan sang Maha Penyayang ......
purna kata , sudah selayaknya aku harus "memanusiakan manusia dengan nurani".......
aku
,eddiepriyono.

 

Rabu, 22 April 2015

KEBERSAMAAN DALAM SATU STRATEGI



















Majalah Human Capital Journal.


Drs Eddie Priyono MM
Advisor Lembaga PUSKOPEM
Managing Director PT Victory Grup.


Pada suatu ketika , sebuah korporasi sedang dalam ancaman serius dari ‘kompetitor utama’ , yang akan segera launching produk barunya dipasar domestik .


Mengingat produk baru dari kompetitor ini mempunyai kekuatan dan pangsa pasar yang sangat kuat , dinegara tetangga , sudah selayaknya korporasi merasa kawatir , dan harus mempersiapkan barrier disaat mereka memulai pemasaran produk barunya dipasar.

Alih alih bisa menggagalkan kesuksesan mereka dipasar domestik , dan minimal menyulitkan kompetitor dalam mencuri pangsa pasarnya . 
Marketer berdiskusi dengan Sales Force , tentang kekuatan pasar mereka, kesediaan stok dipasar , dibandingkan dengan hasil hasil riset konsumen 6 bulan terakhir .

Sales Force mempertanyakan posisi perencanaan promosi ‘Above the Line’ , maupun ‘Below the Line’  , 6 bulan kedepan , ditambah  bagian Riset yang memaparkan index konsumen , past usership  dan lain lain .

Didalam debat di ‘war room’ ini, mereka merencanakan opsi opsi yang akan dijalankan oleh Sales , Riset maupun Marketing , mengantisipasi kedatangan produk competitor .
Bahkan campaign dimedia elektronik maupun  cetak , akan  di boom satu bulan sebelum tentative  launching time mereka , dibarengi  aksi Trade  dan  Consumer promotion , untuk memenuhi pasar dengan stok  produk korporasi , yang bersaing langsung dan  head on  dengan calon pesaing ini .

Ibarat suatu pertunjukan orchestra , maka sang conductor  dan dirigen adalah  CEO , dengan gemulai tangannya , menunjuk satu bagian untuk beraksi , entah itu bagian Keuangan ,  yang mensupport pembiayaan strategi melawan kompetitor , bahkan sampai ke bagian Produksi  yang harus menghasilkan produk  sesuai dengan standard  korporasi .

Tidak mengherankan , selesai pertunjukan , penonton memberikan applaus dengan berdiri , mendengar dan melihat indahnya orchestra ini , pujian untuk CEO yang berfungsi sebagai conductor  bersama semua pemain musiknya , dari flute sampai ke saxophone , dan pemain lainnya .

Ilustrasi ini berarti , missi korporasi telah berhasil meminggirkan kompetitor , yang mencoba mengambil pangsa pasarnya  .

DIKLAT.

Sudah jamak dalam suatu korporasi , diberdirikan  DIKLAT , untuk mendidik dan meningkatkan kemampuan seluruh talents , dari semua departemen . 


Para talents inilah yang menjadi motor dan kreator , memecahkan semua persoalan yang ada saat ini , ataupun  potensi problem yang akan muncul dimasa yang akan datang .

Kontinuitas growth  dari korporasi , termasuk pertumbuhan dari brand  maupun produk yang ada , harus tetap terjaga . 
Visi missi maupun values korporasi tetap berjalan di track yang sudah ditetapkan . 
Sebagai contoh , dinegeri kita , dalam merencanakan dan mendapatkan  bibit  pemain sepakbola yang handal , dahulu dibentuklah  diklat salatiga , sekolah ragunan , dan lain lain . 
Coba kita bandingkan dengan sekolah atau akademi sepakbola yang dimiliki klub klub besar di Eropa .
Klub bukan Negara  !.

Pendirian sekolah bola bagi mereka merupakan keharusan , karena dari bibit bibit inilah , calon pengganti pemain senior yang ada sekarang . 
Sepakbola yang telah menjelma menjadi  industry besar besaran  , menyadari , untuk terus mempertahankan posisi dan ranking  mereka , hanya dengan mengandalkan akademi , baik untuk dipakai di klub sendiri , maupun menjadi asset yang bisa dijual dipasar transfer pemain setiap musim nya .

Berbeda dengan  DIKLAT  atau apapun namanya di korporasi , mereka bukan hanya berpikir untuk masa depan .
Korporasi  juga harus berpikir bagaimana bertahan diindustri sekarang ini , integrasi antar direktorat , dan mempertahankan talents  potensial  yang ada .

Perencanaan , pembinaan , pendidikan dan pengembangan talents , tidaklah cukup , kalau persoalan yang ada sekarang ini , tidak bisa dipecahkan bersama dalam satu team . 
Corporate University atau CU diperlukan Manajemen  , untuk  ikut memecahkan persoalan dan pencapaian target  korporasi  saat ini

INTEGRASI   DIKLAT.

Ada yang menyebut sebagai Integrasi Diklat , atau sering disebut  PUSDIKLAT .

Di dunia bisnis  sejak tahun 1961 , salah satu produsen hamburger di USA  bahkan mendirikan satu universitas dengan nama ‘Hamburger University’ .
Founder dari lembaga ini  berprinsip , dimanapun dan kemanapun kita pergi untuk  berbisnis , maka ‘investasi utama’  adalah , mendapatkan dan mendidik talents . 
Roy Kroc , sang founder  bahkan menganggap bahwa mendidik mereka dikampusnya , nantinya bukanlah hanya talents yang menikmati benefitnya , tetapi juga benefit untuk korporasi , komunitas atau konsumen mereka . 
Satu capaian yang luarbiasa luas spektrumnya .

Pendidikan dan keahlian dari bermacam bidang pekerjaan , dari mulai membersihkan outlet , mempersiapkan dapur dan bahan material , sampai dengan kalkulasi harga , service dan after service , merupakan ilmu ilmu yang tidak berdiri sendiri .

Dalam satu integrasi , pendidikan dikampus ini , akan mempersiapkan team yang saling tahu role masing masing , tahu titik lemah maupun kekuatan partner , dan saling menutup untuk mendapatkan satu hasil akhir yang optimal . 
Values yang dihasilkan  adalah  hasil akhir , yang dinikmati konsumen .

Korporasi dari  USA tersebut sekarang telah mendunia , dengan kurang lebih 275.000 franchisees . Hal ini  menjadi acuan dan contoh , untuk dikembangkan di korporasi tingkat global , atau yang mempunyai cita cita menjadi korporasi klas dunia .
Satu integrated  diklat  , atau  kerennya disebut ”coporate university” .

Lembaga ini bukan hanya menyiapkan materi training untuk talents , tetapi lebih jauh mempersiapkan seandainya ada perubahan organisasi , menciptakan culture , loyalitas , mempertahankan atau meningkatkan competitiveness korporasi , dan juga mempertahankan talents yang memang berkwalitas dan diperlukan korporasi .

Bisa saja anggota  Board of Director berfungsi sebagai mentor utama , dan menerapkan’ training for trainer’  , untuk meneruskan knowledge dan values values tadi ,  kejajaran bawah .
Tetapi lebih penting dari itu , diperlukan ’ PARTNER’  yang piawai , dalam bentuk satu sinergi , baik dengan akademisi , konsultan , vendor yang credible bahkan bisa diambil dari para ahli lain diluar  korporasi , dengan catatan dan asumsi , terdapat  ikatan  untuk  menjaga  confidentiality , keterikatan formal , dan saling memberikan input untuk menghasilkan suatu  formulasi  baru  ,  yang bisa dipakai dan dijalankan oleh korporasi .

Kerjasama seperti ini akan memberikan benefit , karena korporasi tentu tidak menginginkan dirinya menjadi ‘katak dalam tempurung ‘, dan  memerlukan ide  yang terkadang  out of the box .

Janganlah mendirikan suatu corporate university ,  hanya untuk satu kemewahan , karena dengan biaya yang tinggi , terkandung cita cita yang realistis , bertahan sekarang , bertarung untuk masa depan , dengan  kebersamaan dalam satu strategi .

Kalau dalam contoh operasional korporasi diatas  , yang berhasil mempertahankan eksistensi  pasarnya pada tahun 80 an , tanpa CU , sedangkan salah satu korporasi di USA ,  sejak tahun 60 an sudah  beroperasi dengan  CU , maka sudah selayaknya banyak korporasi besar dinegara  kita , sekarang ini mendirikan CU .



Para CEO sudah lebih educated ,  dan berpengalaman , yang tentunya bisa mempersiapkan masa depan korporasi dengan lebih teliti , dan menjaga eksistensi dan kontinuitas growth korporasi .

Marilah kita persilahkan CEO berakting sebagai conductor dan dirigen  orchestra , memimpin pertunjukannya , dengan gemulai dan hasil yang  aduhai .

S e m o g a.
eddie.priyono@yahoo.com

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan

Iklan
Portal berita ekonomi bisnis keuangan

Total Tayangan Halaman

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular