Translate

AKU adalah AKU....aku yang dilahirkan dari keluarga sederhana dikota kecil,
AKU adalah AKU....aku yang dipecut sejak kecil untuk menjadi manusia yang berguna dihari tua,
AKU adalah AKU....aku yang melihat segalanya dari kacamata seorang manusia,
terimakasih bapak , maturnuwun ibu , bahkan airmata ku pun tak bisa membalas kebaikan ini,
segala puja doa , hanya bisa kukirim ,  untukmu almarhum bapak ibu,
dan hanya bisa bersyukur kepada MU ya ALLOH , Tuhan sang Maha Penyayang ......
purna kata , sudah selayaknya aku harus "memanusiakan manusia dengan nurani".......
aku
,eddiepriyono.

 

Rabu, 22 April 2015

MENGUKIR KARIR














Majalah Human Capital Journal.

Drs Eddie Priyono MM


Penasehat Lembaga Pusat Studi dan Komunikasi Pemerintahan  (PUSKOPEM ) , Managing Director PT Victory Group.

Menjelang tengah hari yang panas terik , seorang Direktur baru saja mendarat , untuk  memulai fieldwork nya di Makasar .
Dijemput oleh Area Manager di Bandara , mereka bersama dalam satu mobil , menuju kantor cabang

Suasana sangat kaku , senyap , dan membuat si Manajer takut , was was , mengingat cerita kolega tentang keangkeran dan  ‘killer’ nya Direktur ini .

Namun sebagai tuan rumah , dalam upaya berbasa basi , si Manajer pun mulai bertanya tentang kesehatan sang Direktur , dan hal lain yang ringan .

Suasana mulai mencair , namun betapa terkejutnya dia , ketika Bos mulai menanyakan persiapan ujian anaknya , dengan  menyebut nama si Dimas yang klas 6 , bersekolah di Surabaya dan  tidak ikut tinggal bersamanya . 
Dimas memang bersama istri dan  anak nya yang lain , tinggal di Jawa , jauh dari tempatnya bertugas di Makasar .

Dan inilah yang membuat pikirannya selalu bercabang , kurang fokus dalam bekerja. 
Melihat Bos yang santai , dan tidak ada tendensi marah ataupun emosionil , maka Manajer pun mulai berani untuk lebih agresif dalam bincang bincang diskusi ini .
Dirinya  tidak menyadari  sudah  masuk dalam  fase Counseling’ , yang memang menjadi salah satu tujuan fieldwork  Direktur ,  kedaerah tersebut .

Dengan sedikit senyum  si Bos meminta , untuk datang malam hari  setelah dinner , dilobby hotel , dan  bisa  bicara dari hati kehati , mencari  solusi dari keadaan yang sedang dialami Manajer . 
Memang , akhir akhir ini performance Area Manajer  menurun ,  fighting spirit yang mengendor , padahal selama dua tahun terakhir , dialah the best area manager di korporasi .

Ada suatu hambatan psikologis , atau  masalah pribadi yang harus dicari solusi , bersama atasannya , untuk mengembalikan kekuatan skill, motivasi kerja, dan high performance yang selama ini dicapainya .

Malam itu benar benar membahagiakan manajer , karena Direktur yang katanya angker itu , adalah dewa penolongnya , memberi solusi dan spirit , bagaimana dirinya bekerja jauh dari keluarga , tetap menjaga keharmonisan rumahtangga , dan fokus diprofesi yang telah dia yakini sebagai pilihan hidup . Sang Direktur telah berhasil menjadi seorang counselor yang baik , mendengarkan  keluhan manajer , memberikan masukan dan bertindak sebagai fasilitator , dengan tidak meninggalkan aturan korporasi .

Hal ini telah mengembalikan semangat bertandingnya, dan manajer bisa membuat keputusan yang bulat dalam mengarungi dunia profesinya .
Keuntungan untuk Talents itu sendiri , dan korporasi tentunya .
Operasi senyap counseling telah sukses , hanya mereka berdua yang bisa merasakan kepuasan ini .

C A R I N G.

Suatu hari , dengan sangat antusias seorang teman bercerita , sesaat setelah dia bertemu dengan teman lama yang masih bekerja dikorporasi  , tempat mereka dahulu  bekerja bersama sama . 
Dan dia sendiri telah berprofesi diluar korporasi tadi .
Sangat memprihatinkan katanya .
Dulu kami berdua sangat bangga , bercerita kepada siapapun diluaran , bahwa kami bekerja dikorporasi ini, puas terhadap  image korporasi yang mengkilap , penguasa market , gaji dan kesejahteraan yang berlebih dibandingkan korporasi lainnya , ditambah kebanggaan lainnya .
Namun , kini berbeda . 
Saat ini rasa bangga itu luntur sudah . 
Tidak ada  kebanggaan terhadap korps , yang tinggi seperti dulu lagi .
Lhooo. ?

Teman melanjutkan cerita , bahwa kesejahteraan , gaji , dan lain lain welfare tetap tinggi dan berlebih , selalu menyesuaikan dengan situasi kenaikan keekonomian diluar ,  kompetitif . Jadi apa yang salah ? 
Jawabnya hanya singkat . 
CARING  dari korporasi yang tidak  seperti dulu . 
Perhatian , kepedulian , relationship antar talents , atasan bawahan , maupun korporasi dengan karyawan  sudah tidak hangat lagi .

Yang ada hanyalah para ‘robot’ yang menjalankan SOP korporasi , mencapai missi ,  skill mereka yang tetap tinggi namun tidak saling peduli , senyuman yang mahal , dan respek korporasi yang sangat terbatas walaupun non materi . 
Hidup seakan gersang setiap harinya
Wahhh .

CEO , seharusnya  menjadi miris , karena korporasinya telah menjadi suatu gabungan mesin yang bernyawa dan mesin beneran
Situasi  caring yang  rendah seperti ini , akan menimbulkan banyak  persoalan pribadi , berkurangnya spirit , secara perlahan  korporasi kesulitan dalam mencapai missinya , karena hal yang non teknis .
Loyalitas customer atau Customer engagement , haruslah sama besar dan derajadnya  dengan  Employee engagement .

Bagaimana mungkin , customer diyakinkan terus menerus , melalui promosi dan periklanan yang kuat tentang brand mereka , dengan biaya yang tinggi , dan disaat customer sudah loyal ,  di internal, employee tidak dipacu secara moral , untuk memiliki keyakinan dan kebanggaan .

Korporasi tidak boleh hanya berpikir  kinerja financial saja , tanpa memperhatikan kinerja operasionalnya ,  yang  tidak bisa dilepaskan dari sumber daya manusia . 
Caring dari korporasi  , tidak meleset jauh dari fungsi Coaching , Counseling , dan  Mentoring
Seorang manajer , Direktur termasuk CEO nya , sudah selayaknya meyakini bidang pekerjaannya , luar dalam , bukan hanya materi phisik kerja , tetapi juga keperluan non phisik , yang  tidak terlihat dari talent yang dikendalikannya.

Training , Coaching sudah sangat biasa diadakan , dan dianggarkan dalam budget tahunan , karena ini menyangkut skill , kemampuan individu dan kelompok , mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang korporasi.

Tetapi harus disadari , Counseling , bisa memecahkan kebuntuan talent , memicu semangat bertarung setelah memecahkan persoalan pribadinya , apalagi bagi talent yang mempunyai prospek masa depan dan dibutuhkan oleh korporasi . 
Mentoring ,  bisa memacu para mentee , untuk lebih jelas dan meyakini ,  setelah sang mentor memberikan values , apabila  misi korporasi sukses .

Hal ini akan memunculkan ide  inovatif dari para talent yang terobsesi oleh sang mentor . 
Coaching dan Mentoring sudah selayaknya dilakukan oleh superior masing masing  , dengan dikoordinasikan bersama Direksi dan CEO , karena total misi korporasi dikendalikan oleh Dewan Direksi . 
Apabila benar , telah terjadi degradasi dari employee engagement , selayaknya CEO  segera ‘cancut taliwondo ‘, cepat menyelesaikan dan memecahkan persoalan non teknis ini.

DIGUGU  DAN  DITIRU





GURU diakronimkan sebagai DIGUGU  LAN  DITIRU , dipercaya dan diyakini , juga dicontoh oleh murid muridnya . 

Guru sekolah dasar misalnya, bukan hanya  mengajar , tetapi juga mendorong agar belajar lebih rajin , sehingga nilai rapornya bagus , menasehati sampai memarahi murid ,  seandainya mereka membolos , malas , menyontek dan lainnya .

Berbeda dengan dosen , yang memanggil muridnya dengan saudara , tidak peduli apapun terhadap si mahasiswa karena dianggap sudah dewasa . 
Bimbingan formal baru diberikan saat mahasiswa membuat skripsi , thesis , disertasi dan seterusnya , Itupun tidak keluar dari isi skripsi tersebut .

Apakah  talent dianggap seperti murid SD , karena harus disiapkan Coaching , Counseling dan Mentoring ?.
Tentu saja tidak sama sekali .

Talent  adalah ASSET berharga , sama dengan mesin dan properties lainnya , yang harus dijaga , dipelihara , dan diarahkan untuk terus berproduksi dengan baik , effisien , dan  ekonomis bagi korporasi secara total . 
Talent harus menghasilkan kinerja operasional dan financial yang sesuai dengan missi korporasi .

Para manajer dan direktur , harus sadar , bukan hanya coaching yang dibutuhkan talent , tetapi  suatu saat mereka juga memerlukan counseling , bahkan mentoring . 
Diakhir tahun yang lembab ini , sambil mengucapkan selamat  menyambut tahun baru 2014 , kita semua berharap ,

Area Manager di Makasar  sudah bangkit kembali , menggapai impian , dan  mengukir karir  walaupun jauh dari keluarga .








S e m o g a .

Drs Eddie Priyono MM.
eddie.priyono@yahoo.com


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan

Iklan
Portal berita ekonomi bisnis keuangan

Total Tayangan Halaman

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular