Translate

AKU adalah AKU....aku yang dilahirkan dari keluarga sederhana dikota kecil,
AKU adalah AKU....aku yang dipecut sejak kecil untuk menjadi manusia yang berguna dihari tua,
AKU adalah AKU....aku yang melihat segalanya dari kacamata seorang manusia,
terimakasih bapak , maturnuwun ibu , bahkan airmata ku pun tak bisa membalas kebaikan ini,
segala puja doa , hanya bisa kukirim ,  untukmu almarhum bapak ibu,
dan hanya bisa bersyukur kepada MU ya ALLOH , Tuhan sang Maha Penyayang ......
purna kata , sudah selayaknya aku harus "memanusiakan manusia dengan nurani".......
aku
,eddiepriyono.

 

Rabu, 22 April 2015

ONE HEART














Majalah Human Capital Journal.

Drs Eddie Priyono MM.



Dalam satu Weekly Board Meeting , terjadi perdebatan panjang . 
Direktur Penjualan meminta dengan sangat , agar acara  “Family Gathering” yaitu acara bertamasya bersama yang diikuti seluruh karyawan korporasi , ditiadakan  atau  ditunda .

Turunnya volume penjualan yang berimplikasi turunnya Sales Margin , menjadi alasan utama Departemen Sales agar supaya korporasi berhemat dalam membelanjakan budget tahunan , yang mungkin akan diperlukan untuk “profit protection” seandainya diperlukan pada saat tutup tahun , untuk menutupi kekurangan sales margin .

CEO beserta Direktur HR bersikeras untuk tetap melaksanakan event gathering ini, karena bermanfaat untuk me refresh seluruh karyawan , sekaligus mempersatukan mereka yang setiap harinya bergelut dibidang masing masing.

Dan hari minggu event tersebut dilaksanakan , seluruh karyawan dan keluarganya bergembira , dipadukan dengan acara acara kebersamaan baik games antar departemen , maupun silaturahmi antar personel , yang selama ini terkadang hanya sebatas tahu nama dan tidak pernah berinteraksi . 
Acara berlangsung sukses , dalam arti sesama karyawan  lebih saling mengenal , suasana keluarga yang juga  lebih nyaman , mendapatkan tambahan welfare dan  perhatian korporasi , walaupun hal ini tidak bisa diukur dengan money value .

Dalam evaluasi mingguan berikutnya , CEO bertanya apakah ada dampak positif yang sudah terjadi , terutama dalam hubungan antar karyawan diseluruh jajaran Korporasi. 
Direktur Penjualan yang sebelumnya berpikir negative memberikan  informasi yang positif , bahwa para sales supervisor , sekarang tidak merasa sendirian berjuang diluar sana.
Mereka bisa secara pribadi menghubungi rekan rekannya di departemen lain , untuk berbagi dan menceritakan kesulitan dipasar ,  ide serta bantuan apa yang bisa mereka berikan  , baik dari bagian  logistik , produksi , finance bahkan masukan untuk  product development sesuai keinginan .

CEO pun tetap mengingatkan , hubungan baik per orang sangat penting dalam interaksi , tetapi jalur komunikasi resmi melalui pimpinan departemen , tetap harus dilakukan dengan mengikuti aturan main , tidak ada shortcut yang bisa menghambat dan memicu terjadinya miskomunikasi . 
Saluran saling informasi terbuka tetap dijaga , perasaan saling membantu tetap dikembangkan , dan para manager bisa lebih detail ,  dalam membuat analisa internal bersama manajer dibagian lain , untuk  korporasi.

MAKE  QUALITY  OF  EVERY  EMPLOYEE.

Robert Slater dalam bukunya “ JACK WELCH  and  the  GE WAY “ ,mengatakan bahwa dalam meningkatkan kwalitas bisnis proses , diperlukan 4 tahapan yang harus dilalui , yaitu :

        -.Measurement , mengidentifikasi  key internal process , yang menyangkut langsung kepada
          “critical of crisis”
    

       -.Analysis , brainstorming , dan mengerti apa yang sebenarnya terjadi dan mengidentifikasi  
          kunci kunci yang menyebabkan defect.

       -. Improve , mengkonfirmasi kunci variable dan membuat modifikasi agar proses tetap   
          didalam koridor.

       -. Control , memastikan proses improvement berada dalam checklist yang disepakati dalam
           analisis.
 
Memang apa yang disampaikan Slater adalah bagaimana kwalitas dari produk atau jasa yang dihasilkan korporasi bisa memenangkan persaingan melawan kompetitor .
Tetapi dialam bisnis yang sudah semakin maju  , korporasi tidak hanya menginginkan kemenangan dalam persaingan pasar saja , tetapi juga bersatunya kwalitas seluruh SDM .

Tingginya level kepercayaan , kepuasan , kebersamaan dan saling menghargai diantara SDM  adalah impian korporasi , untuk menata para talents , menghasilkan bukan hanya loyalitas , tetapi juga kebanggaan SDM  terhadap korporasi tempat mereka mengkontribusikan profesionalismenya .HR adalah satu institusi yang paling memegang peran untuk ini , dengan mempersiapkan program yang kontinyu , bukan hanya menyenangkan dan membuat hubungan antar SDM lebih mempunyai value , tetapi juga bangga sebagai motor penggerak korporasi hingga mencapai missi , visi dan values.

Prestasi korporasi hendaknya sejajar dengan prestasi individu SDM , yang berarti kepuasan total akan terjadi . Ini bukanlah hanya peran manager ataupun superior diatasnya sang SDM , tetapi juga peran HR yang mengfasilitasi tempat berkarya , climate yang kondusif , hubungan internal yang harmonis dipadu dengan skill dan  dipraktekkan masing masing jajaran , didalam korporasi.


ONE  HEART.




Tidak mudah untuk menyusun suatu perencanaan jangka panjang , menata internal environment, yang membuat SDM menyatu dalam langkah dan pikiran , bangga berada dalam satu korporasi yang berkwalitas , materi, moral dan mental.

HR harus benar tahu  “teori kelompok” perilaku mereka , dan bagaimana mengarahkan kelompok kelompok ini kedalam satu masterplan yang dimengerti , diyakini dan dilaksanakan bersama didalam kinerja korporasi.
HR juga harus memahami teori kepemimpinan , untuk mengajak pemimpin kelompok , mengajak anggota anggotanya , menyatu dalam satu hati , bersama berjuang di korporasi.

Bukan rahasia , banyaknya  klik , sesama alumni , factor non teknis , etnis dan lain lain sebagai acuan kelompok , dan mempunyai pemimpin , baik pemimpin formal maupun informal. 
HR memang harus bisa masuk kesemua kelompok , individu , dan semua aspek kehidupan yang ada didalam bisnis proses suatu korporasi .

Dan itu bukanlah hal yang mudah , bahkan sulit diukur ,  namun dampaknya bisa dirasakan bersama , sebagai keberhasilan seorang HR expert dalam menyatukan sumber daya manusia yang luar biasa besar , terlebih di satu korporasi yang memang beroperasi dilevel dunia. 
Semuanya serba mungkin , dengan pendekatan  Measurement , analysis , improve dan control , dalam skala yang flexible .



Acara family gathering diatas hanyalah satu contoh kecil , bagaimana HR terus berusaha menyatukan tekad , persepsi , skill , saling menghargai dalam kebanggaan bersama .

Hanya ada satu kata untuk itu . ONE  HEART .

Semoga.
eddie.priyono@yahoo.com

  


-           
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan

Iklan
Portal berita ekonomi bisnis keuangan

Total Tayangan Halaman

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular