Seorang CEO , memerlukan evaluasi kerja semua karyawannya , untuk menetapkan kebijakan baru , ditahun 2016 ini.
Baginya , evaluasi sangat penting untuk perhitungan kenaikan gaji, yang akan ditambahkan dengan kenaikan index inflasi , untuk membuat kebijakan 'reshufle' organisasinya , dia berharap akan meningkatkan effisiensi , kwalitas kerja dan tentunya hasil usaha , sesuai budget tahunan yang telah dia sepakati dan tandatangani.
Sebagai pimpinan tertinggi di organisasinya , tentu dia menginginkan hasil evaluasi yang obyektif , jujur , dan penilaian dari semua aspek , dengan menghilangkan faktor 'like dislike'........
CEO sangat paham tentang hal tersebut , karena ini menyangkut objektivitas , harga diri seseorang dan kebenaran dari evaluasi kerja tersebut.
Itulah sebabnya , dia tidak menilainya sendiri , tetapi dengan menggunakan Sources yang lengkap dari environment yang bersangkutan.
Penilaian memakai format yang mudah diisi , confidential, bahkan siapapun yang mengisinya cukup diketahui dan menjadi rahasia CEO.
Penilaian yang lengkap berasal dari :
1. Atasan langsung , termasuk dirinya yang membawahi Direksi.
2. Karyawan menilai dirinya sendiri , dengan disertai data pendukungnya.
3. Penilaian dari rekan sekerja , dalam arti nilai dalam koordinasi dan kerjasama.
4. Penilaian dari bawahannya yang bersifat koordinasi dan perintah kerja sehari hari.
5. Penilaian dari sumber lain , pelanggan , pemasok dan lain lainnya.
Jadi penilaian diharapkan optimal objectivitasnya , dan semua rekapitulasi perhitungan dipegang CEO , untuk dia sendiri yang akan menyampaikannya kepada para Direksi sebagai bawahannya , dan penilaian karyawan lain , diserahkan kepada masing masing Direksi untuk di follow up kebawah.
Ini adalah gambaran seorang CEO yang comprehensive , bijak dan PROFESIONAL.
'JERUK MaKaN jeruk ' ni yeeee.
Laaaaa ini , awal tahun baru menapak , ada seorang Menteri , yang membuat evaluasi kinerja rekan rekan Menteri lainnya , dan ......mengumumkan kehadapan publik , hasil , nilai dan peringkatnya.
Yang lebih mengherankan , Pak Presiden merasa tidak menyuruh atau meminta , evaluasi tersebut.
Lo lo lo lo......
Iki piye tooo , kumaha atuuhhhhh
Gaduh lagi dehhhh...
Mohon maaf , apakah ini suatu kekhilafan dari sang Menteri ???
Karena menyesuaikan dengan nama Kementriannya ??
Atau apa yaaaa ? Mencari popularitas.....yaaaa ngga laa youwww ?? ...kan bukan artis......
Jawabannya apa hayooo ?
Jawaban yang tepat ??? ..............hanya sang Menteri yang tahuuu......
Dan sebaiknya Pak Presiden mencatat hal hal seperti ini......
Kasian kannn Kementrian yang sudah di publish kinerjanya buruk...
Walaupun memang buruk , biarlah itu Pak Presiden yang menyatakannya , bisa langsung dan confidential kepada yang bersangkutan , atau diumumkan ke rakyat....
Sumonggo...itu hak prerogatif beliau...
Atau sekalian di Reshufle Kabinetnya ? Sekaligus membuat 'warga Kabinet' lebih sering konsultasi dulu sebelum mengumumkan sesuatu.....ini kembali hak prerogatif beliau...
Kang Boro ( kokok ) bilang....; aya aya waeeeee......
Dan si Son (toloyo) pun menyahut......: hayoooo diatuuurrr , trus akkuuurrr ,
Ngga santun loooo ngukuurrr2 orang lain........apalagi bukan hak nya...
Dan kitapun berharap segera lupakan ini semua....maju terussss pantang munduuuurrrrrrrr.....
semoga.
......sekedar kritikan yang boleh diabaikan,
......mohon maaf kalau tidak berkenan..
kamis subuh 070116
eddie.priyono@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.