Translate

AKU adalah AKU....aku yang dilahirkan dari keluarga sederhana dikota kecil,
AKU adalah AKU....aku yang dipecut sejak kecil untuk menjadi manusia yang berguna dihari tua,
AKU adalah AKU....aku yang melihat segalanya dari kacamata seorang manusia,
terimakasih bapak , maturnuwun ibu , bahkan airmata ku pun tak bisa membalas kebaikan ini,
segala puja doa , hanya bisa kukirim ,  untukmu almarhum bapak ibu,
dan hanya bisa bersyukur kepada MU ya ALLOH , Tuhan sang Maha Penyayang ......
purna kata , sudah selayaknya aku harus "memanusiakan manusia dengan nurani".......
aku
,eddiepriyono.

 

Minggu, 21 Juni 2015

“ PERFORMANCE CULTURE ”.



























Majalah "HUMAN CAPITAL JOURNAL".


Drs Eddie Priyono MM


Adalah satu kenyataan , bahwa  Korporasi didirikan berdasarkan mimpi , keinginan dan kemauan Pendiri  , dari organisasi atau korporasi . 
Impian dan harapan tersebut  , akan lebih menitik beratkan tercapainya eksistensi korporasi dan bukan hanya keuntungan semata.

Sangat naif apabila mereka hanya berbicara keuntungan semata  , karena kontribusi untuk sosial budaya masyarakat , customer dan manfaat lain secara keseluruhan adalah juga impian yang harus sejalan .

Budaya yang dominan pada saat korporasi didirikan , biasanya dipengaruhi oleh mayoritas anggota Organisasi saat itu .

Perusahaan penerbangan di USA , SOUTHWEST AIRLINES misalnya , dari awal didirikan mempunyai karakter budaya  hardwork , loyal , untuk menghasilkan kepuasan konsumennya.

Begitupun HEWLETT-PACKARD , dari awal sudah terbentuk budaya untuk mendapatkan inovasi produk , kualitas serta responsif terhadap consumer needs .

Dominasi budaya sejak Korporasi dilahirkan inilah yang menjadi guideline dari tingkah laku SDM didalam korporasi tersebut . 
Aktifitas ini mengharuskan pimpinan , baik itu Board of Commisioner maupun Board of Director mengakomodasi dalam VISI  dan MISI  yang menjadi patokan organisasi kedepan.


   1. Budaya kerja yang sudah ada , dimiliki dan          sejalan dengan VISI MISI  , dari waktu                kewaktu terus berjalan seirama dengan                  perkembangan korporasi .

       Pimpinan silih berganti , demikianpun SDM        yang ada . 

       Semua ini harus dijaga , dan dilaksanakan            sebagai warisan dari tujuan awal korporasi          didirikan .CEO sebagai pelaksana pimpinan        harian sudah selayaknya memperhatikan              budaya kinerja ini .

Dinamisnya perkembangan bisnis ataupun Customer needs , diantisipasi dengan membuat strategi korporasi , dan tetap menjaga VISI dan MISI .

Mengatakan  tujuan yang  sama , walaupun harus dengan bahasa yang berbeda , dalam  STRATEGI  yang  direncanakan , untuk mencapai VISI dan MISI  ”.  

Mindset , attitude , habits bahkan perilaku dari Pimpinan tetap harus konsisten dari waktu kewaktu . Stakeholders dari kedua contoh Korporasi diatas akan merasa nyaman , apabila CEO  tetap menjaga budaya yang mereka ciptakan dari awal 

VISI MISI dan budaya kerja , sudah sangat umum tersurat didalam Company Profile ,  sering tergantung didinding ruang rapat , ruang kerja ataupun ditempat yang mudah dibaca karyawan , tamu , dan customer yang menghendaki pengetahuan dari produk yang dia pakai. 

Menanamkan budaya kerja juga tertuang dalam guideline training , baik karyawan baru , training pengembangan karyawan,  didalam rapat resmi harian , mingguan ataupun rapat bulanan yang bersifat intern maupun nasional.


2. Untuk melaksanakan Strategi , Pimpinan Korporasi membuat suatu ringkasan sebagai slogan harian mereka , sehingga mudah untuk  dihafal , dicerna dan dilaksanakan . 
Ada yang menyebut  Performance Culture” , atau  Core Values”. 

Ini membuat siapapun yang terlibat didalamnya fokus , tidak perlu mengingat poin Strategi yang lebih panjang . 
Sebuah instansi pendidikan militer membuat Core Values ,dan dihayati oleh para tentara yang menjadi siswa , dan trainernya.  lebih baik mandi keringat disaat latihan , daripada mandi darah saat pertempuran “ . 

Kalimat yang singkat dan padat ,  membuat siswanya bersedia kerja dan berpikir keras dalam latihan mereka. 
Slogan banyak dibuat oleh Korporasi , sebagai penyederhanaan performance culture mereka ,  mudah dimengerti, dipahami dan dilaksanakan.


3. Tantangan terberat Tim dalam mempersiapkan ini adalah sikap mental para karyawannya. 
‘Orang lama’  yang biasanya sulit menyesuaikan diri dengan dinamisnya bisnis , adalah tantangan tersediri untuk membawa mindset lama kepada mindset baru.



4. Kunci sukses dalam membangun Performance Culture berada ditangan Board of Directors yang sehari hari memimpin operasional Korporasi. 
Memberi contoh saja tidaklah cukup. 

Ada pepatah  untuk para Pimpinan dalam melaksanakan ini ,           “ Saya tidak hanya memberi contoh yang baik , tetapi saya melaksanakan contoh yang saya berikan ini”


5. Performance culture tidak harus selalu berubah , karena yang terpenting adalah makna yang terkandung didalamnya. 
Setiap tahunnya , ada yang disebut sebagai Annual Budget session , saat PC ini  dievaluasi , untuk mensupport strategi pencapaian semua goals Korporasi tahun depan.

6. PC hanyalah menjadi slogan kosong biasa, disaat isinya tidak dilaksanakan sepenuh hati. PC  memerlukan pengawasan melekat , kontrol berjenjang dan diperlukan kontrol mendadak dari CEO , apakah benar telah menjadi budaya yang dihayati karyawan setiap harinya.??



s e m o g a.

Eddie Priyono.
Mantan DIRUT PT Jangkar Delta Indonesia , Commercial Director PT Delta Djakarta Tbk.


eddie.priyono@yahoo.com
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan

Iklan
Portal berita ekonomi bisnis keuangan

Total Tayangan Halaman

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular