"Opini", Majalah GLOBAL REVIEW, Mei 2013
Drs Eddie Priyono MM
Advisor Lembaga Pusat Studi dan Komunikasi Pemerintahan.(PUSKOPEM), Managing Director PT Victory Group
Praktisi Management Trainer and Coaching
Berita mengagetkan tersiar disemua media
elektronik, hari Sabtu menjelang sore hari 13 April.
Pesawat Lion Air tujuan Bandung Denpasar, gagal mendarat dan terpeleset masuk ke laut, sangat dekat dengan landasan Airport Ngurah Rai , diair dangkal, dan yang penting ke 101 penumpangnya selamat.
Alhamdullilah, tidak ada korban jiwa.
Pesawat terbang baru, dengan hanya 146 jam terbang ini, baru diterima korporasi pada bulan Maret yang lalu , tentu sangat mengagetkan kita semua.
Ini adalah tugas yang berwenang, yang berhak membuka dan mengetahui penyebab dari musibah ini, dan kita tidak perlu mencoba menganalisis lebih jauh lagi.
Semoga saja tak ada lagi musibah udara dinegeri ini , terutama armada penerbangan yang membawa logo bendera merah putih dibadan pesawatnya.
Pesawat Lion Air tujuan Bandung Denpasar, gagal mendarat dan terpeleset masuk ke laut, sangat dekat dengan landasan Airport Ngurah Rai , diair dangkal, dan yang penting ke 101 penumpangnya selamat.
Alhamdullilah, tidak ada korban jiwa.
Pesawat terbang baru, dengan hanya 146 jam terbang ini, baru diterima korporasi pada bulan Maret yang lalu , tentu sangat mengagetkan kita semua.
Ini adalah tugas yang berwenang, yang berhak membuka dan mengetahui penyebab dari musibah ini, dan kita tidak perlu mencoba menganalisis lebih jauh lagi.
Semoga saja tak ada lagi musibah udara dinegeri ini , terutama armada penerbangan yang membawa logo bendera merah putih dibadan pesawatnya.
BRAND BUILDING
and GLOBAL MARKET
Perkenalan dan percobaan pertama kali
menaiki pesawat Lion Air , saya alami tahun 2005, saat mengantarkan jenazah
almarhum istri sahabat saya , dari Jakarta ke Jogya, pulang pergi.
Dengan menaiki pesawat MD 82 yang panjang seperti pensil , suara mesin yang keras, kasar, dan menggelegar . memaksa saya bersumpah untuk tidak mau lagi menggunakan armada perusahaan ini.
Menakutkan.
Agaknya tahun berganti tahun , korporasi ini berbenah dan mulai mengupgrade diri, bukan hanya mengandalkan lowcost strategy , tetapi sebaliknya dengan memesan armada baru langsung dari produsennya, BOEING di USA , dan terakhir memesan armada baru dari AIRBUS di Perancis. Ordering dalam jumlah yang sangat fantastik , mencapai total 200 an Trilyun rupiah ke BOEING , dan 230an Trilyun Rupiah ke AIRBUS , dan akan terpenuhi dalam beberapa tahun kedepan.
Suatu ambisi besar untuk satu perusahaan penerbangan lokal , untuk berperan menguasai bisnis penerbangan , sebelum open sky diterapkan beberapa tahun lagi.
Kalau kita , atau siapapun mau JUJUR , maka kita akan mengatakan bahwa brand ‘ LION’ ini lebih memiliki ciri khas , sebagai brand milik negara tetangga , SINGAPURA .
Kalau kita lihat dari nama dan logonya , kemungkinan besar businessman negara tetangga kita ini merasa kecolongan brand LION telah dipakai oleh produk airline Indonesia .
Dan ironisnya, salah satu perusahaan penerbangan swasta mereka memakai nama ‘TIGER ‘, alias harimau, yang berada dan berlari dihutan Sumatra, negara kita.
Angkat topi untuk kecepatan keputusan pemakaian brand name ini, yang mungkin kostumer didunia, didalam impresinya atau top of mind mereka , menganggap penerbangan ini berasal dari Singapura.
Cara cara korporasi ini melakukan brand building , mengingatkan kita, kepada almarhum 'Sempati Air' dulu kala , yang membangun satu penerbangan kecil dan lebih fokus sebagai penerbangan kargo , menjadi satu korporasi penerbangan swasta yang elite, image tinggi, dan bahkan menjadi strong competitor penerbangan lain yang sudah established.
Dengan program ‘ tepat waktu’, promosi sandiwara alias arisan diudara, sampai dengan memelesetkan lagu ‘ to love some body ‘ menjadi ‘to love sempati’.
Brand building yang luarbiasa, dan ternyata berhasil mengangkat image , bahkan ke loyal customer yang sudah mulai membumi saat itu.
Keberhasilan Lion saat ini , juga sangat impresif sekali, bukan hanya dengan bombastisnya penggunaan pesawat pesawat baru, tetapi diiringi dengan ketepatan waktu keberangkatan kedatangan pesawat , banyak pilihan jam terbang, sistim pemesanan tiket yang kalau customer pandai , akan bisa memilih waktu dan harga yang paling ekonomis.
Sangat rasional apa yang dilakukan oleh manajemen korporasi ini, karena visi missi mereka sangat jelas untuk menguasai udara Asia Tenggara, bahkan pasar Asia , dengan perencanaan yang matang, bersama saudara saudaranya , Wings Air , Batik Air , dan strategic Alliance dalam Malindo Airlines bersama pihak swasta Malaysia.
Dalam bukunya ‘Global Marketing Management’ , Warren J Keegan mengatakan ,First , competitive advantage may be achieved when a firm pursues a strategy of low cost ,which enables it to offer products at lower prices than competitors. Competitive advantage may also be gained by a strategy of differentiating products , so that customers perceive unique benefits that justify a premium price. Note , that both strategies have the same effect : to increase the perceived benefits that acrrue to customers.
Kedua strategi ini dijalankan dengan baik oleh korporasi , perlahan tapi pasti , LION bisa menaikkan harga harga tiket nya, sejajar dengan airline lainnya, tetapi mempertahankan saudara saudaranya di low cost carrier.
Menaikkan harga tiket tidak harus mutlak menaikkan value rupiahnya , karena dengan load penumpang yang relative lebih banyak , dibandingkan type pesawat yang sama dari korporasi lain, bisa berarti dengan harga yang lebih murah, total value yang diterima per pesawat bisa lebih tinggi .
Hal ini ditunjang dengan keberadaan armada baru , yang merupakan added value tersendiri dibenak customer.
Marketing is an art, dan tahapan tahapan yang dilalui korporasi ini , sejak berdiri sampai dengan saat ini , korporasi telah melakukan brand building yang sukses , dan sedang dalam tahapan untuk merebut pasar bukan hanya domestik , tetapi juga pasar Regional.
Global Market.
Dengan menaiki pesawat MD 82 yang panjang seperti pensil , suara mesin yang keras, kasar, dan menggelegar . memaksa saya bersumpah untuk tidak mau lagi menggunakan armada perusahaan ini.
Menakutkan.
Agaknya tahun berganti tahun , korporasi ini berbenah dan mulai mengupgrade diri, bukan hanya mengandalkan lowcost strategy , tetapi sebaliknya dengan memesan armada baru langsung dari produsennya, BOEING di USA , dan terakhir memesan armada baru dari AIRBUS di Perancis. Ordering dalam jumlah yang sangat fantastik , mencapai total 200 an Trilyun rupiah ke BOEING , dan 230an Trilyun Rupiah ke AIRBUS , dan akan terpenuhi dalam beberapa tahun kedepan.
Suatu ambisi besar untuk satu perusahaan penerbangan lokal , untuk berperan menguasai bisnis penerbangan , sebelum open sky diterapkan beberapa tahun lagi.
Kalau kita , atau siapapun mau JUJUR , maka kita akan mengatakan bahwa brand ‘ LION’ ini lebih memiliki ciri khas , sebagai brand milik negara tetangga , SINGAPURA .
Kalau kita lihat dari nama dan logonya , kemungkinan besar businessman negara tetangga kita ini merasa kecolongan brand LION telah dipakai oleh produk airline Indonesia .
Dan ironisnya, salah satu perusahaan penerbangan swasta mereka memakai nama ‘TIGER ‘, alias harimau, yang berada dan berlari dihutan Sumatra, negara kita.
Angkat topi untuk kecepatan keputusan pemakaian brand name ini, yang mungkin kostumer didunia, didalam impresinya atau top of mind mereka , menganggap penerbangan ini berasal dari Singapura.
Cara cara korporasi ini melakukan brand building , mengingatkan kita, kepada almarhum 'Sempati Air' dulu kala , yang membangun satu penerbangan kecil dan lebih fokus sebagai penerbangan kargo , menjadi satu korporasi penerbangan swasta yang elite, image tinggi, dan bahkan menjadi strong competitor penerbangan lain yang sudah established.
Dengan program ‘ tepat waktu’, promosi sandiwara alias arisan diudara, sampai dengan memelesetkan lagu ‘ to love some body ‘ menjadi ‘to love sempati’.
Brand building yang luarbiasa, dan ternyata berhasil mengangkat image , bahkan ke loyal customer yang sudah mulai membumi saat itu.
Keberhasilan Lion saat ini , juga sangat impresif sekali, bukan hanya dengan bombastisnya penggunaan pesawat pesawat baru, tetapi diiringi dengan ketepatan waktu keberangkatan kedatangan pesawat , banyak pilihan jam terbang, sistim pemesanan tiket yang kalau customer pandai , akan bisa memilih waktu dan harga yang paling ekonomis.
Sangat rasional apa yang dilakukan oleh manajemen korporasi ini, karena visi missi mereka sangat jelas untuk menguasai udara Asia Tenggara, bahkan pasar Asia , dengan perencanaan yang matang, bersama saudara saudaranya , Wings Air , Batik Air , dan strategic Alliance dalam Malindo Airlines bersama pihak swasta Malaysia.
Dalam bukunya ‘Global Marketing Management’ , Warren J Keegan mengatakan ,First , competitive advantage may be achieved when a firm pursues a strategy of low cost ,which enables it to offer products at lower prices than competitors. Competitive advantage may also be gained by a strategy of differentiating products , so that customers perceive unique benefits that justify a premium price. Note , that both strategies have the same effect : to increase the perceived benefits that acrrue to customers.
Kedua strategi ini dijalankan dengan baik oleh korporasi , perlahan tapi pasti , LION bisa menaikkan harga harga tiket nya, sejajar dengan airline lainnya, tetapi mempertahankan saudara saudaranya di low cost carrier.
Menaikkan harga tiket tidak harus mutlak menaikkan value rupiahnya , karena dengan load penumpang yang relative lebih banyak , dibandingkan type pesawat yang sama dari korporasi lain, bisa berarti dengan harga yang lebih murah, total value yang diterima per pesawat bisa lebih tinggi .
Hal ini ditunjang dengan keberadaan armada baru , yang merupakan added value tersendiri dibenak customer.
Marketing is an art, dan tahapan tahapan yang dilalui korporasi ini , sejak berdiri sampai dengan saat ini , korporasi telah melakukan brand building yang sukses , dan sedang dalam tahapan untuk merebut pasar bukan hanya domestik , tetapi juga pasar Regional.
Global Market.
WHAT NEXT.
Kecepatan perkembangan korporasi, apabila
dibarengi dengan ketergesaan, biasanya
akan menimbulkan persoalan baru , yaitu control yang sering tertinggal dan
terlambat.
Didalam event MOTO GP , salah satu favorit anak saya , pembalap muda berambut kribo , dalam waktu singkat telah naik pangkat dari rider MOTO TWO , menjadi rider MOTO GP , bertarung dengan pembalap pembalap senior disana , karena keberanian, kecepatan , teknik tinggi dan nekadnya dalam mengambil trek rider lain.
Keberanian yang benar benar menakutkan, dan diprediksi oleh pengamat akan menjadi top rider dalam waktu dekat.
Tetapi yang terjadi adalah hal yang sangat tragis , dan anak saya harus menitikkan air matanya , karena pada tahun 2011 yang lalu , sang heronya tewas di sirkuit Seppang Malaysia.
Marco Simoncelli , si kribo itu telah tiada, karena didalam kecepatan yang tinggi , kehilangan kontrol , dan sangat memilukan dia harus bertabrakan dengan rider lainnya, yang merenggut nyawanya.
What Next LION ?
Didalam pertumbuhan korporasi yang sangat pesat ini , korporasi telah mempersiapkan MARKETING MIX yang luarbiasa. 4 P’s yang lengkap dan sudah menuju kearah yang benar , tetapi jangan pernah melupakan dan memperhatikan adanya factor tambahan dari 4 P’s nya.
Itulah Services and Trust.
Kepercayaan customer menjadi sangat krusial , karena hal ini bisa menentukan masa depan korporasi.
Semua Brand Building yang telah dilaksanakan , akan sia sia kalau sampai ditinggalkan customer.
Kita pun menyadari bahwa bisnis penerbangan adalah padat modal, dan memerlukan skill yang tinggi untuk memanagenya, dengan melihat realita tingginya angka dikiri maupun dikanan. Tingginya angka kreditur maupun debitur.
Saya sangat yakin bahwa manajemen pasti sudah tahu akan hal ini, namun ada baiknya untuk mundur selangkah, dengan mereview semua hal , termasuk sumber daya manusianya, karena operator satu pesawat komersiil ibarat ‘ the man behind the gun’.
Senjata yang seharusnya ditembakkan untuk mengusir kompetitor , bukanlah menjadi bumerang yang meledak ditempat sendiri.
Skill dan training yang tinggi , dimulai dengan seleksi yang ketat tidaklah cukup, karena harus dibarengi dengan integritas, sense of belonging, disiplin kepada korporasi dan disiplin kepada dirinya sendiri.
Semua ini tentu sudah dimaklumi oleh CEO , dan mundur selangkah untuk maju dengan lebih hati hati , merupakan kontrol yang baik.
Tambahkanlah nilai sedekah, berderma untuk kaum papa, yang bisa menambah doa untuk korporasi.
Ditengah kondisi negara kita yang bahkan masih mengimport bawang merah dan putih, garam, kacang dan lain lain, maka visi missi korporasi ini , untuk ikut berperan dan menguasai pasar ASEAN bahkan ASIA, perlu diapresiasi dan sangat menggembirakan.
Selesaikan secepatnya , dan penuhi hak hak penumpang yang belum selesai di Bali, pulihkan secepatnya kepercayaan customer melalui program yang pasti telah disusun, dan menatap kembali langit biru didepan.
LION kita harapkan akan mengudara bersama GARUDA yang sudah menunjukkan kebangkitannya, dan dari keduanya kita semua berharap mendapatkan citra penerbangan yang baik dan berkwalitas dari Indonesia.
Didalam event MOTO GP , salah satu favorit anak saya , pembalap muda berambut kribo , dalam waktu singkat telah naik pangkat dari rider MOTO TWO , menjadi rider MOTO GP , bertarung dengan pembalap pembalap senior disana , karena keberanian, kecepatan , teknik tinggi dan nekadnya dalam mengambil trek rider lain.
Keberanian yang benar benar menakutkan, dan diprediksi oleh pengamat akan menjadi top rider dalam waktu dekat.
Tetapi yang terjadi adalah hal yang sangat tragis , dan anak saya harus menitikkan air matanya , karena pada tahun 2011 yang lalu , sang heronya tewas di sirkuit Seppang Malaysia.
Marco Simoncelli , si kribo itu telah tiada, karena didalam kecepatan yang tinggi , kehilangan kontrol , dan sangat memilukan dia harus bertabrakan dengan rider lainnya, yang merenggut nyawanya.
What Next LION ?
Didalam pertumbuhan korporasi yang sangat pesat ini , korporasi telah mempersiapkan MARKETING MIX yang luarbiasa. 4 P’s yang lengkap dan sudah menuju kearah yang benar , tetapi jangan pernah melupakan dan memperhatikan adanya factor tambahan dari 4 P’s nya.
Itulah Services and Trust.
Kepercayaan customer menjadi sangat krusial , karena hal ini bisa menentukan masa depan korporasi.
Semua Brand Building yang telah dilaksanakan , akan sia sia kalau sampai ditinggalkan customer.
Kita pun menyadari bahwa bisnis penerbangan adalah padat modal, dan memerlukan skill yang tinggi untuk memanagenya, dengan melihat realita tingginya angka dikiri maupun dikanan. Tingginya angka kreditur maupun debitur.
Saya sangat yakin bahwa manajemen pasti sudah tahu akan hal ini, namun ada baiknya untuk mundur selangkah, dengan mereview semua hal , termasuk sumber daya manusianya, karena operator satu pesawat komersiil ibarat ‘ the man behind the gun’.
Senjata yang seharusnya ditembakkan untuk mengusir kompetitor , bukanlah menjadi bumerang yang meledak ditempat sendiri.
Skill dan training yang tinggi , dimulai dengan seleksi yang ketat tidaklah cukup, karena harus dibarengi dengan integritas, sense of belonging, disiplin kepada korporasi dan disiplin kepada dirinya sendiri.
Semua ini tentu sudah dimaklumi oleh CEO , dan mundur selangkah untuk maju dengan lebih hati hati , merupakan kontrol yang baik.
Tambahkanlah nilai sedekah, berderma untuk kaum papa, yang bisa menambah doa untuk korporasi.
Ditengah kondisi negara kita yang bahkan masih mengimport bawang merah dan putih, garam, kacang dan lain lain, maka visi missi korporasi ini , untuk ikut berperan dan menguasai pasar ASEAN bahkan ASIA, perlu diapresiasi dan sangat menggembirakan.
Selesaikan secepatnya , dan penuhi hak hak penumpang yang belum selesai di Bali, pulihkan secepatnya kepercayaan customer melalui program yang pasti telah disusun, dan menatap kembali langit biru didepan.
LION kita harapkan akan mengudara bersama GARUDA yang sudah menunjukkan kebangkitannya, dan dari keduanya kita semua berharap mendapatkan citra penerbangan yang baik dan berkwalitas dari Indonesia.
Semoga.
eddie.priyono@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.