Translate

AKU adalah AKU....aku yang dilahirkan dari keluarga sederhana dikota kecil,
AKU adalah AKU....aku yang dipecut sejak kecil untuk menjadi manusia yang berguna dihari tua,
AKU adalah AKU....aku yang melihat segalanya dari kacamata seorang manusia,
terimakasih bapak , maturnuwun ibu , bahkan airmata ku pun tak bisa membalas kebaikan ini,
segala puja doa , hanya bisa kukirim ,  untukmu almarhum bapak ibu,
dan hanya bisa bersyukur kepada MU ya ALLOH , Tuhan sang Maha Penyayang ......
purna kata , sudah selayaknya aku harus "memanusiakan manusia dengan nurani".......
aku
,eddiepriyono.

 

Selasa, 29 Desember 2015

hadapi resiko dengan manajemen resiko





















Majalah Human Capital Journal
tahun 2014


Seorang manajer ada janji ketemu mantan koleganya , pada hari sabtu , hari libur bagi korporasi. 
Dan kembali untuk kesekian kalinya , si Manajer gagal ketemu koleganya ,gagal ikut reuni. 
Dipagi hari itu si manajer menelpon temannya , dan meminta maaf tidak bisa bergabung , karena ada rapat mendadak , dengan agenda untuk mempersiapkan sanksi keras kepada seorang manajer Sales .

 Lhoo?. 
Kan hari Sabtu tidak ada aktifitas ? Si manajer hanya menjawab , hari Senin si Suspect Manajer akan hadir di Head Office , karena pagi tersebut harus ada keputusan. 
Dengan sedih si manajer tidak ikut acara reuni , yang sebenarnya sudah direncanakan jauh hari sebelumnya . 

Satu ironi , kalau seorang Senior Manajer mengeluh Turnover karyawan tinggi , Introduction training tiada henti dimana setiap bulan menguras tenaganya , dan ketidak stabilan pencapaian target korporasi , karena kwalifikasi talents yang juga dipertanyakan . 
Satu situasi dari manajemen yang harus ditata kembali , karena masalah HR bukanlah masalah ad hoc , tetapi menyangkut masa depan yang  sangat panjang , sesuai tujuan korporasi untuk mendapatkan kontinuitas bisnis, dan benefits bagi stakeholder nya .
HR sebenarnya mempunyai satu ungkapan yang sangat valid, “ HR related compliance , major competitive advantage will come from performing HR compliance better than industry counterparts.” 
Ini sangat menentukan dalam menjalani keberadaan dan kontinuitas korporasi , khususnya menghadapi masa depan yang lebih rigid dalam memenangkan kompetisi antar korporasi. 
Sebagian HR expert  memberi kesimpulan yang sangat pendek , namun panjang sekali uraiannya , “give the people the right opportunity , the right tools , and training, and they will perform” 

Sangat simpel , tetapi mempunyai  analisis panjang , khususnya menjawab pertanyaan , bagaimana seandainya terjadi ‘the people not perform well’ ? 
Situasi ini sangat tidak diharapkan , karena akan menjadi resiko bagi perkembangan korporasi , dan pada akhirnya diperlukan analisis , ‘kenapa terjadi ? Apa yang salah ? Dan bagaimana mengatasinya’.

PEOPLE  RISK.

Ada satu korporasi yang menghilangkan posisi HR Director , dan hanya menyerahkan tanggung jawabnya kepada Senior Manajer HR . 
Korporasi menganggap HR hanyalah mengelola masalah recruiting , training , administrasi kepegawaian, perburuhan , dan external relation yang ada diluar Korporasi . 
Manajemen Korporasi tidak memikirkan resiko kedepan , terutama resiko yang akan menerpa talents , dimana mereka setiap hari bekerja memberikan kontribusi nya , dan terkadang tidak memprediksi apa yang akan terjadi di kelak kemudian hari . 
Satu keadaan internal yang buruk terkadang membuat people menjadi jenuh , tidak mendapatkan motivasi kerja , bahkan mengarah ke situasi frustrasi , dan akan membahayakan kelangsungan proses operasional korporasi , apalagi bila hal ini tidak diprediksi dan diantisipasi jauh hari sebelumnya , sehingga akan terlambat dalam memperbaiki keadaan yang ada.
 . 
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan didalam ‘people risk’ adalah : company culture , talents shortage, talents performance , low morale , unethical behaviour , excessive absenteeism , employee wellness , sabotage, workplace violence, dan berakhir di non compliance with industry and other regulations and laws . 

Sangat penting memahami aspek  tersebut diatas , karena satu elemen saja terkontaminasi , akan membuat talents yang ada didalam organisasi tersebut mengalami kontraksi yang merugikan semuanya . 
Manajemen harus jeli melihat satu demi satu aspek diatas , untuk mengantisipasi apapun yang akan terjadi , selayaknya sedia payung sebelum hujan , antisipasi yang akan terjadi sebelum terlambat. 
People risk bisa dianalisis bersama masing masing bagian , dengan input positif dari setiap Kepala Bagian . 
Satu bagian akan berbeda potensi people risk nya , dibandingkan bagian lainnya , dengan melihat kultur , kemajemukan , dan kebiasaan yang telah ada , terutama kebiasaan lama yang sulit dihilangkan , walaupun oleh Kepala Bagian mereka sendiri . 
Posisi HR Director menjadi sangat sentral , sebagai project tim dari antisipasi people risk ini , mengingat posisi tawar yang tinggi bersama Direktur di Departemen lainnya . 
Disinilah sebenarnya peran HR yang disebut sebagai ‘performing HR  compliance better than industry counterpart’. 
Tak pelak lagi , HR risk adalah konsolidasi dari people risk ,  tersusun rapi sebagai master plan dari korporasi dalam menghitung resiko HR dimasa depan.


HR  RISK


Potensi resiko yang akan terjadi dibidang HR sangat banyak dan complicated . 
Bisa dibayangkan kalau satu Korporasi besar , dengan Divisi ataupun Departemen yang dikelola seorang Direktur , tentu Korporasi ini berjalan sebagai satu proses kerja bersama , dari banyak bagian yang berbeda , menuju satu tujuan yaitu tercapainya ‘management objective’.
Roda yang diputar bersama ini memiliki potensi masalah dimasa yang akan datang , dan ini yang harus dipersiapkan sebagai satu strategi HR Risk Management. 
Terlebih hal ini akan terjadi , saat Korporasi merencanakan  Merger ataupun Aquisition , dengan menggabungkan dua organisasi menjadi satu manajemen.
  
Wahh. 

Ini mesti dipersiapkan satu model strategi oleh HR bersama Manajemen lainnya , untuk mengkalkulasi Resiko . 
Model dari strategi HR Risk Manajemen ini, biasa dibagi dalam empat tingkatan value, yaitu  mulai dari ‘low value , medium , high , dan terakhir very high’.
Analisis dari Strategi HR Risk Manajemen , terbagi dalam 10 kriteria besar , dengan mulai dari level paling rendah sampai level sangat tinggi , sebagai relative strategic value nya antara lain  :  - Standard and Routine background , low.
           - Defensible,value added and custom background , low.
           - HR related compliance , low .
           - Operation execution Risk Mnagement , medium.
           - Strategic and prediction human capital , due dilligence , medium.
           - Strategic predictive humancapital duedilligence,critical business scenarios, medium.
           - HR - M&A macro , HR data, process and technology infrastructure , high .
           - HR - M&A macro, issue company benefits, related compliance etc, high .
           - HR - M&A macro , over estimation or other business synergies etc , very high.
           - Leadership Risk management , very high.

Dari sepuluh model diatas , harus diakui bagi korporasi normal yang tidak merencanakan Merger Aquisisi , Leadership Risk Management adalah masalah utama . 
Kesalahan pemberian tongkat estafet CEO,  tujuan pribadi masing masing CEO akan menjadi dasar , kemana korporasi akan dibawa . 
Bisakah mereka membuat antisipasi dari resiko HR,  memberi kesempatan Departemen HR untuk merencanakan ini semua?
Senior Manajer diatas masih bingung menghadapi masalahnya , dan berharap dihati kecilnya bagaimana memecahkan masalah ini , atau barangkali saja si Manajer pun tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi kemudian hari . 

Waktu masih ada untuk memperbaiki , seandainya mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi saat ini , dengan hati yang jujur ,  dengan semangat profesionalisme , melalui HR Risk Management,




semoga.
eddie.priyono@yahoo.com



Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Iklan

Iklan
Portal berita ekonomi bisnis keuangan

Total Tayangan Halaman

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular