Persoalan
tidak ada habisnya dinegeri ini.
Silih
berganti setiap hari.
Baru
saja diributkan , penghinaan yang dilakukan seorang artis , terhadap lambang
negara .
Dan
akhirnya diketahui oleh masyarakat, latar belakang pendidikan dia termasuk rendah
, bertolak belakang dengan ketenarannya yang tinggi , dan menjadi idola
sebagian masyarakat.
Namun
, kalau ditelaah lebih dalam , sebenarnya bukan hanya karena pendidikannya saja
yang rendah , tetapi juga RASA KEBANGSAAN , kebanggaan terhadap negeri ini ,
yang notabene telah menghidupi dan melindunginya............SANGAT MEMPRIHATINKAN.
Bayangkan
, kalau dia menjawab HARI KEMERDEKAAN negeri ini , pada tanggal 32 Agustus ??.
Wahhhh
semua juga tahu , tidak ada tanggal 32 di kalender !
Sekedar untuk lucu2an ? Ini sih tidak lucu , namun ngawur
dan melecehkan....ditambah solah tingkah dalam menjawab isi PANCASILA....melalui cucuran darah dan airmata , diciptakan oleh para pahlawan , untuk menjadi dasar negara
ini.
TINGKAT PENDIDIKAN , RASA NASIONALISME , KESADARAN
BERNEGARA , dan tidak bisa membedakan mana yang SERIUS dan mana yang JOKE.........adalah
masalah utamanya.
Biarlah proses berlanjut dan PEMBELAJARAN apapun boleh
diberikan kepadanya , sebijaksana mungkin , untuk mendidik dan membuat effek
jera kepada siapapun.
Kalau bukan kita sebagai warga negara Indonesia , siapa lagi
yang akan menjunjung tinggi kehormatan bangsa...????
Kita coba lihat lebih dalam lagi......
Kenapa media elektronik masih juga menyiarkan dan membuat
acara2 seperti ini ?
Talkshow entertainment yang semakin hari semakin menjamur
disemua media elektronik , khususnya yang berhaluan TV entertainment ?.....
Jawabnya sangat mudah..karena "RATING" nya tinggi ,
pemasang iklan banyak dan mahal , apalagi disaat prime time ? .....
Mengejar margin dari iklan yang masuk di program tersebut , dengan tidak mengacuhkan norma pendidikan untuk pemirsanya ? ...
Tidak adakah unsur
chek rechek sebelum on air , karena kejar tayang , .....jadi harus LIVE ???
Acara yang katanya disukai pemirsa , belum tentu bermanfaat
untuk masyarakat , itu seharusnya menjadi concern bagi media tersebut !
Hal yang patut dipikirkan dan ditindak lanjuti oleh
KPI...Komisi Penyiaran Indonesia.
Mari kita lihat sebentar ke Korporasi yang memasang iklan
diprogram sejenis ini .....
Korporasi membayar tinggi untuk iklan media elektronik
ini,......katanya untuk image building , remind our consumers , LAUNCHING product, dan lain lain.....
Pada era 80 an saat Pemerintah melarang iklan di TV, karena mendorong konsumerisme saat itu , Korporasi menghilangkan Promosi ‘above the line’, yaitu periklanan
melalui media elektronik dan media cetak , dan mensupport semua aktivitas dengan
‘below the line’ yang berupa sales
promotion ke seluruh jaringan distribusi dan direct ke konsumennya.
Dan tetap mendapatkan growth bisnis setiap tahunnya......
!!!
Lihat juga saat ini , industri rokok yang dibatasi siaran
iklannya hanya ditengah malam...dan tetap saja terkenal....
Siapa yang tidak kenal klub badminton milik salah satu
industri rokok ?
Apalagi kalau kita melihat industri minuman
beralkohol......zero advertising....namun dengan below the linenya, mereka
survive , dan menggunakan 30% budget tahunan untuk aktivitas sales promotion.
Ini sekedar mengingatkan Korporasi yang ‘boros’ di
periklanan media , selayaknya mempertimbangkan untuk mengurangi , dan dialihkan ke salespromotion , apalagi disaat konsumen mengalami “sulit dimasa sulit” karena ekonomi yang sedang sulit
saat ini.
Promo Inovasi adalah kuncinya.
Semua masalah diatas hanya bisa diatasi dengan PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH .....PERAN TELEVISI dalam menyajikan PROGRAM ACARA BERMUTU , KORPORASI
bersedia MENGURANGI ANGGARAN ABOVE THE
LINE untuk dialihkan menjadi BENEFIT
LANGSUNG kekonsumen masing2 .
Silakan direnungkan , demi memberi sedikit bonus ke konsumen langsung , dan tidak hanya ke media elektronik......
PROFESIONALISM SOCIAL RESPONSIBILITY.
Ada yang menarik dari fenomena taman kota. Selain berfungsi
sebagai paru2 kota, juga berfungsi sebagai tempat rekreasi murah, sarana
olahraga , dan penghias kota.
Tidak disangsikan lagi , saat ini , setiap kota berlomba
merevitalisasi atau membuat taman baru, untuk menyegarkan kota yang sudah sesak
, terkena dampak ‘global warming’.
Dari ibukota , kota besar , kota kecil sampai kepelosok desa , berpacu menghijaukan lingkungannya. Alhamdullilah.
Fungsi taman sebagai paru2 kota , sebenarnya bisa
digunakan juga , untuk sarana pendidikan luar sekolah , yang secara tidak langsung
akan meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Taman LALULINTAS di Bandung , sudah sejak puluhan tahun
yang lalu , menjadi tempat main anak2 sekaligus belajar berlalulintas yang
benar dan santun dijalan raya......
Pemikiran yang sangat maju dimasa lalu.
Tidak salah kalau Jakarta , Bandung dan kota2 lain ,
beradu inovasi untuk mendapatkan manfaat lebih , dari bukan hanya sekedar
taman.
Dan tidak salah juga , kalau seorang Kepala Daerah di
JAWA BARAT , melibatkan kaum profesional untuk berlomba menciptakan taman,
difasilitasi sarana Fasos Fasum , dengan merevitalisasi taman2 milik kotanya , menjadi TAMAN PENDIDIKAN , sekaligus memberi pendidikan sesuai profesi mereka.
TAMAN GIGI , dipugar oleh PDGI setempat , atas
rekomendasi Walikota , dan ditaman tersebut terpampang brosur tentang kesehatan
gigi , merawat gigi ,....... tentunya tanpa iklan dimana alamat si dokter gigi.., dan semua
hanya bertujuan mendidik masyarakat dilingkungan tersebut tentang gigi.
Taman menjadi lebih multi fungsi.
Bukan hanya paru2 kota , tempat olahraga, tempat rekreasi
anak2, tempat aktifitas sholat Ied , dan terakhir bertambah dengan fungsi sebagai sarana pendidikan tidak langsung.
Para profesional dan asosiasinya tentu akan lebih berminat
untuk memberikan PSR nya, sebagai sumbangsih dari keprofesionalismenya.
PSR sudah selayaknya dilaksanakan , terutama dengan rencana 'seribu taman' yang dicanangkan dikota tersebut.
Dan saat peresmian taman tersebut , PDGI setempat pun
tersenyum , karena telah mempunyai sarana pendidikan gigi sesuai keahliannya , kepada
masyarakat.
Para pamong di tingkat Kelurahan dan Kecamatan pun lebih senang
, dengan bertambahnya sarana keindahan, manfaat taman yang multi fungsi.
Dan para kepala daerah lain , dipersilahkan berlomba
memanfaatkan apapun asset wilayahnya untuk menjadi lebih berfungsi.....ikut
concern terhadap pendidikan warganya secara tidak langsung.
Dan pak Ketua RW yang BUKAN PEGAWAI PEMDA atau PEMKOT pun mengucap syukur , karena niatnya
untuk mengabdi dengan tulus iklas tercapai.
Hanya AMAL
KEBAIKAN dan PAHALA yang dia yakini , akan diberikan oleh ALLOH SWT ,
TUHAN yang MAHA PENGASIH.
S e m o g a.
eddie priyono.
Konsultan , Pelaku , Pengamat Manajemen dan Bisnis.
Advisor Lembaga Pusat
Studi dan Komunikasi Pemerintahan (PUSKOPEM)
eddie.priyono@yahoo.com
250316